pro dan kontra acara miss word
Miss world, pro dan kontra.
Bissmillah,
alhamdulillahirabbilalaminn, setiap kesempatan hendaknya kita memuji dzat yang
maha terpuji juga tidak salah bila kita luangkan waktu sejenak untuk menyukuri
nikmat dari dzat yang maha memberi. Shalawat serta salam senantiasa kita
haturkan kepada manusia paling berilmu sekaligus penyampai risalah cara
kehidupan paling baik dibumi. Yang terakhir. Rasul Allah swt, Muhammad
shalallahu alaihi wassalam.
Budaya
indonesia sudah dikenal sejak dulu sebagai bangsa yang menjunjung tingggi
nilai-nilai moral yang baik, mulai dari cara berbicara, cara berpakaian, cara
bergaul, hingga cara bagaimana bersikap yang layak kepada orang yang lebih tua,
anak-anak, dan teman sebaya. Semuanya telah tertata rapi dengan sendirinya
ditengah kebudayaan masyarakat setempat. Indonesia juga dikenal akan ketinggianya
dalam menjaga pesan-pesan kepercayaan yang dianutnya.
seiring
berjalanya waktu, generasi kegenerasi mulai mengerti apa saja budaya yang
terdapat dinegara lain, hal ini tidak luput dari pengaruh salah satu peranan
paling vital media, yaitu menyebarluaskan apa saja yang terjadi dibelahan bumi
kebelahan bumi manapun yang diinginkan tanpa terkecuali indonesia. Disinilah
segala bentuk benih-benih negatif mulai muncul sedikit demi sedikit ditengah
masyarakat tentang apa saja budaya diluar negri- meski ada positifnya, tapi
sedikit-, salah satunya yaitu yang akan secuil saya bahas pada kesempatan ini.
Miss world, pro dan kontranya.
… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?” (Dr. Daoed Joesoef).
Jika
dilihat dari sejarahnya sendiri , miss world berasal dari ingggris dimana
tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan produk bikini keluaran terbaru pada
masanya. Terutama pada tahun 1951 oleh erick workley. Kini kontes tersebut
telah sedikit berubah tema yaitu tentang kecantikan, kepedulian, sosial,
kecerdasan dan lainya. Terlepas dari tujuan utama terselubung didalamnya,
mencari untung yang sebesar-besarnya juga adalah salah satu dari tujua utamanya.
Tentang
dalih ajang sosial, padahal sebenarnya Cuma proposal sampah masyarakat yang
mengedepankan sifat anti sosial disisi yang jarang terlihat. juga Terlepas dari
segala prasangka buruk mari coba sejenak kita lihat sisi positifnya dari acara
yang digembar-gemborkan bisa meningkatkan turis wisatawan. To point ajalah. Itu
kuno bro, banyak negara-negara didunia yang setelah disinggahi perhelatan acara
tersebut malah turun drastis peminat sektor wisatanya. Bukan rahasia umum lagi.
Tidak usah saya sebutkan disini mana-mana negara yang ketiban kekonyolan
tersebut. Gampang cari aja digoogle.
Apalagi
sisi positifnya? Indonesia jadi keren kedatangan ribuan wartawan? Bah itu lebih
konyol lagi. Alias katro. Katronya kenapa? Tentunya pembaca sudah dulu lebih
faham. Apalagi hah? Semuanya Cuma hiasan dibalik bisnis amoral.
Nah
kalau menurut penulis sendiri sudah tidak banyak fikir lagi tentang apa saja
yang menjadikan pro dan siapapun yang kontra, karena menurut saya apa saja yang
sudah bertentangan dengan hukum-hukum tuhan pasti hanya akan membawa bencana,
dari segi apapun, bahkan dalam ukuran yang tidak diketahui manusia. Sayangnya
karena penulisan ini sebagai tugas yang harus dikerjakan minimal dalam cakupanya
setiap mahasiswa harus lima lembar atau lebih untuk kertas ukuran A4, maka
baiklah mari kita bahas seputar apa saja yang menjadi isu pro dan kontra miss
word meskipun hal semacam ini baiknya dikaji secara serius tapi masih banyak
lapisan masyarakat yang menjadikanya sebagai bahan omongan tidak bermutu,
bahkan hingga lapisan pendidikan, yang tentu saja tujuan utamanya adalah untuk
mengasah kepekaan pelajar dalam menanggapi isu-isu dimasyarakat, -terlepas dari
keanehanya-. Baik. Cukup-cukup. sudah terlalu banyak juga penulis bermain kata
yang tidak berguna. lha penuliskan sudah tau kesimpulanya apa, jadi mau apa
lagi? Okeh stop ngelanturnya. Mulai.
Mari
lihat. mulai. Lha diulangi?. dari siapa saja yang mendukung acara perusak moral
tersebut. Tentu saja para hedonis adalah salah satu yang berada dijajaran atas
pendukungnya, siapa lagi? Para kapitalis sudah jelas mereka ini ingin meraup
nilai untung yang sebesar-besarnya tanpa melihat akibat virus moral apa yang
ditimbulkan acara tersebut. Kapitalis ini juga banyak macamnya, ada yang sedang-sedang
saja,tingkat tingggi, hingga tingkat keragu-raguan yang mana bukan disini
tempat untuk menjelaskan salah satu kelompok yang dianggap penulis adalah
sampah dunia. Meskipun bukan hanya mereka, mendengar ejaan hurufnya saja sudah
cukup membuat fikiran mengarah kemana-mana. banyak negatifnya. Bingung? Saya
sendiri juga bingung.
Ada
juga saran dari teman, mungkin juga ada sedikit pengulangan arti dan persepsi.
Begini katanya ‘indonesia sudah punya sendiri budaya yang baik, tidak perlulah
bawa-bawa masuk budaya luar yang hanya akan merubah pola kebudayaan indonesia
yang ada. Miss world misalnya, itu tidak perlu, bolehlah kita buat konsep yang
sama tetapi dengan tema dan budaya asli pribumi’,. Dengan hormat patut kita
hargai setiap pendapat. Tapi tetap saja penulis tidak pernah setuju dengan
segala bentuk pengekploitasian perempuan walau tujuanya adalah baik dimata
kebanyakan orang.
Bukan
hanya kerusakan moral terkhusus pada zaman dimana remajanya hidup menyaksikan
acara tersebut, tapi setiap kejadian akan menjadi file sejarah yangmana
generasi selanjutnya akan tahu rekam jejak apa saja yang sudah terjadi dimasa
pendahulunya, itu bukan tidak mungkin membuka sedikit banyaknya peluang untuk
mengulangi mata rantai peristiwa yang pernah ada.
Bila
melihat kearah pembicaraan publik yang luas, terkhusus ruang politik, ya itu
saja tujuanya. Yaitu hanya politik. Ianya tidak akan mendidik meski terucap
ribuan kali dalam pidatonya orang-orang yang pro bahwa hal seperti ini sangat
‘mendidik’. Politik ya politik. Titik.
Memang
mungkin hanya sedikit orang-orang yang cenderung sangat tidak setuju dengan
acara miss world, karena saya pun mengerti betapa pemerintahan juga begitu
mendukungnya acara ini. Gampang saja mengetahui alasanya, ya karena mereka
hanya melihat keuntungan jangka pendek. Tapi betapapun sedikitnya orang-orang
yang kontra denganya, hendaknya mereka termasuk juga saya harus berusaha sekeras
mungkin supaya virus moral segera dibendung secepatnya. menyedihkanya sejak
tulisan ini ditulis virus tersebut sudah terlanjur menjangkit indonesia, dan
lebih parahnya lagi sang penulis Cuma bisa berdoa dan meratap mudah-mudahan
tidak ada kali kedua acara semacam ini dinegri tercinta. Indonesia.
Dalam
pandangan penulis jelas para pemeluk islam seharusnya sangat anti terhadap
acara-acara seperti ini. Misal saja orang kristen, budha, hindhu atau non
muslim lainya yang setuju-setuju saja dengan acara ‘ajang pamer aurat’ tersebut itu sudah nggak heran, yang
jadi masalah adalah ada orang-orang yang mengaku islam malah santai-santai saja
dengan diadakanya acara ‘virus moral’ tersebut, bahkan lebih parah lagi penulis
dengar-dengar ada ormas islam dengan gampangnya lebih sedikit tepatnya malah
mendukung ‘pameran penyakit masyarakat tersebut’. padahal diluar sana juga
banyak kalangan non muslim yang tidak sehati dengan diadakanya kontes seperti
itu.
Kebangeten
tuh kalo ada muslim yang masih tetap saja memberi dukungan, apakah lagi sampai
hati menjadikan salah satu anak gadisnya sebagai bahan ‘pameran diacara itu.
Gemes jadinya.
Cukuplah,
setiap anak perempuan itu adalah seorang putri, tidak tergantung sejauh mana
kecantikan, harta, kedudukanya dimasyarakat atau bahkan keturunan. Setiap anak
gadis itu tidak berbeda. mereka semua adalah wanita yang mempunyai hak yang sama
dihadapan pencipta dan di alam. Jika sudah tau apa hakikatnya setiap wanita,
dia adalah ratu, dia adalah putri, dia adalah ibu, dia adalah cantik, yang
terpenting adalah dia itu tercipta sebagai wanita dimana kodratnya sebagai
makhluk sudah ditentukan dengan ukuran sangat pas.
Lalu
apa sedikit kesimpulanya? Benar!, tidak perlu ada siapa yang pantas menjadi
yang tercantik, siapa yang paling cerdas, paling sosial atau paling-paling
lainya.karena semua itu cukup biarlah lingkup diri mereka sendiri, keluarga,
tetangga dan orang terdekatnya yang akan merasakan betapa mulianya cara bergaul
siwanita. bukan dengan cara dipamerkan kepada khalayak, sudah seberapa banyak
dia memberi, tersenyum, meramah tamahi, hingga hal paling goblok(maaf) dia
tampilkan keindahan tubuhnya kepada mata-mata yang bukan seharusnya. Huftt.
capek
juga, mau jam empatan didalam kampus. Sendirian lagi.
Eh
sudah sampai mana?
Oh
iya lupa, dibali ya??
Eh,
teman sekelas penulis juga ada yang dari bali, dia seorang hindu. Ah,
seharusnya saya tanyakan juga yah apa pendapatnya tentang ini. Em, penulis Cuma
bisa menebak kalao jawaban dan reaksi
perasaanya seperti apa kalao ditanya tentang bali yang menjadi tuan rumah acara
‘virus’ tersebut, paling dengan jawaban setuju ditambah bangga dia ceritakan
tanah kelahiranya. Gak nyambung juga sih. Sst, semoga orangnya tidak tahu kalo
disini dia sedikit saya bawa-bawa. Ha ha, plis bro.
Kembali
kelaptop.
Bila
dilihat dampak apa saja diindonesia tentang diadakanya pagelaran’virus’
tersebut didaerah luar bali terkhusus, atau dipulau jawa misalanya yang jumlah
penduduknya terbanyak. Maka akan banyak kita temui berbagai macam opini
masyarakat.
Sekali
lagi tidak perlu saya sebutkan disini siapa saja atau dari daerah mana saja
yang bangga, biasa-biasa saja, cuek, atau malah benci setengah mati dengan
diadakanya acara ‘virus’ tersebut. membosankan.
mungkin
tulisan ini terlihat sangat menjenuhkan untuk dibaca, banyak kesalahan sana
sini. Tapi jujur saya akui inilah kali pertama saya menulis seperti ini.
Istilahnya saya paksakan topik utamanya. Yang terpenting adalah saya sudah
berusaha menjelaskan hal yang sangat simpel, bahkan hanya perlu beberapa huruf
saja untuk mengetahui pendapat tentang permasalahan ‘virus’ tersebut, tapi
berhubung harus dijelaskan secara panjang kali lebar ya saya tulis saja apa
yang saya tahu. Fahamkan?. Takbir!!!
Sampai disini
akan saya bawakan pendapat para tokoh yang juga sangat anti dengan virus tersebut.
diantaranya adalah Dr. Daoed djoesof, Dalam memoarnya, ia menulis: “Pemilihan
ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di
samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia)
perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan
berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode,
salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan
kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan
kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah. Sebagai ekonom aku tidak a priori
anti kegiatan bisnis. Adalah normal mencari keuntungan dalam berbisnis, namun
bisnis tidak boleh mengenyampingkan begitu saja etika. Janganlah menutup-nutupi
target keuntungan bisnis itu dengan dalih muluk-muluk, sampai-sampai
mengatasnamakan bangsa dan Negara.”
Padahal
beliao yang pernah menjabat sebagai mentri pendidikan (1977-1982) sangat kental
dengan kesekuleranya, maka seharusnya para tokoh yang mengakui tentang
kereligiusanya lebih faham daripada beliao. Bukan malah mendiamkan apalagi meng
iyakan.
Perlu mereka
tahu, bahwa negri ini merdeka atas tetesan darah para syuhada. Seperti tulisan seorang doktor pendidikan islam,
universitas ibn khaldun ‘Negeri ini merdeka dengan tetesan darah
para syuhada. Bangsa ini akan maju dan menjadi bangsa besar yang disegani
dunia, jika dibangun dengan kerja keras, dengan mengembangkan budaya ilmu dan
cinta buku! Bukan budaya jual diri dan mengumbar nafsu! Memang, jika hawa nafsu
telah dijadikan “tuhan” maka manusia akan terhalang memahami kebenaran? (QS
45:23).’
Juga seperti ucapan beliao, pendek kata, mereka yang bangga dengan
kontes-kontes kecantikan seolah-olah mengatakan dengan lantang kepada-Nya.
‘“Tuhan, tolong, jangan campuri urusanku! Ini
tubuhku sendiri! Aku punya otonomi penuh untuk mengatur tubuhku! Apakah tubuhku
aku jual; aku pertontonkan; aku perlihatkan detil-detil keindahannya kepada
para juri dan panitia Miss World; atau aku tutupi; aku punya otonomi penuh mengatur
tubuhku! Bukan Engkau wahai Tuhan!
Jangan sok ngatur-ngatur aku! Aku berbuat ini demi
kepentingan bangsaku; agar pariwisatanya maju; banyak yang mau berkunjung ke
tanah airku, setelah keindahan tubuhku dinikmati oleh para makhluk-Mu! Mereka
akan tertarik datang ke negeriku, membeli kain sarung yang melilit di tubuhku
ini, Tuhan!
Wahai Tuhan, tolong sampaikan kepada ulama-ulama yang
sok moralis, yang katanya menjaga moral bangsa. Tutup mulut mereka!
Mereka tak paham arti budaya bangsa! Tidak ada yang aku langgar dari
nilai-nilai budaya bangsa ini! Bahkan, aku jauh lebih sopan, karena diantara
nilai budaya yang masih dilestarikan bangsa kami adalah wanita bertelanjang
dada dan laki-laki berkoteka. Kalau ulama-ulama itu tidak suka dengan kontesku
ini, diam saja! Urus saja diri mereka sendiri! Silakan demo! Aku tidak peduli!
Habiskan energi mereka untuk demo dan teriak-teriak! Aku tidak peduliiii Tuhan!
Wahai Tuhan, sekali lagi, jangan campuri urusan ku! Aku
sudah mampu mengatur diriku sendiri. Aturan-aturanmu soal baju itu hanya
cocok untuk manusia abad ketujuh! Sekarang zaman sudah maju! Para desainer ku
lebih hebat dari Engkau wahai Tuhan dalam memilihkan baju untukku! Karena itu,
aku lebih percaya pada pilihan mereka! Bukan pilihan-Mu yang sudah uang dan
ketinggalan jaman!
Wahai Tuhan, saksikan wahai Tuhan, aku akan tunjukkan
seluruh keindahan tubuhku ini kepada siapa saja yang mau menikmatinya!
Panitia telah bekerja keras selama tiga tahun! Ini kontes Miss World, Tuhan! Miss World! Ini Kontes kecantikan,
Tuhan! Bukan olimpiade matematika! Biarlah tubuhku dijual oleh mucikari
kecantikan! Karena itu yang paling mereka minati, Tuhan! Itu yang mereka mau
dariku!’
Ha…ha…
ha… wahai Tuhan! … heighh… heighh… heighh… Tuuuu… haaannn… tolong
sampaikan pada bangsaku… jangan mau dibohongi mucikari… tolong tolong …. Botol
lagi… botol lagi…. tambah… tambah…….terusss… terusss… tonton aku…. Lihat
tubuhku…. Pandangi terus tubuhku… jangan berhenti… demi kemajuan bangsa… demi
budaya bangsa… demi pariwisata!!!
sumber tulisan berwarna merah diambil dari www.hidayatullah.com
sumber tulisan berwarna merah diambil dari www.hidayatullah.com
Komentar
Posting Komentar