beberapa judul jurnal perihal teknik mesin





ABSTRAK: Rapid  prototyping  dapat  didefinisikan  sebagai  metode-metode  yang  digunakan  untuk membuat  model  berskala  (prototype)  dari  mulai  bagian  suatu  produk  (part)  ataupun  rakitan (assembly) secara cepat dengan menggunakan data computer aided design (CAD) tiga dimensi. Pada proses 3D printing pengaturan objek sangat menentukan terhadap kwalitas produk dan waktu  proses  yang  dilakukan.  Penelitian  ini  dilakukan  dengan  variasi  orientasi  objek  secara vertical dan horizontal terhadap dua jenis material polymer ABS dan PLA dengan tujuan untuk mengetahui waktu proses dan kwalitas produk. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan printer 3D. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada proses pembuatan specimen untuk bahan  PLA  dan  ABS  pemilihan  posisi  orientasi  objek  secara  horizontal  menghasilkan  waktu proses yang lebih singkat dan kondisi permukaan yang nilai kekasaran permukaan yang lebih kecil dibanding posisi orientasi vertical.  

Penulis: Sobron Lubis, David Sutanto
Kode Jurnal: jptmesindd140239







Optimasi Multi Respon pada Proses Gurdi dengan Menggunakan Metode Taguchi–Grey


ABSTRAK: Proses  gurdi  banyak  digunakan  dalam  dunia  industri  untuk  proses  pembuatan  lubang pada  suatu  komponen.  Parameter  proses  gurdi  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah kecepatan potong, gerak makan dan sudut ujung pahat yang masing-masing memiliki tiga level. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan seting faktor gurdi yang tepat untuk meminimumkan  variabel  respon  gaya  tekan,  torsi,  kekasaran  permukaan  dan  keausan  tepi  pahatselama proses gurdi berlangsung. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan material baja S50C dan  pahat  high  speed  steel  (HSS).  Rancangan  percobaan  yang  digunakan  adalah  matriks ortogonal  L9  (33).  Selanjutnya,  metode  grey  relational  analysis  (GRA)  yang  dikombinasikan dengan  Taguchi  digunakan  untuk  mengoptimalkan  karakteristik  multi  respon  dari  hasil percobaan.  Hasil  penelitian  menunjukkan  kontribusi  dari  faktor-faktor  dalam  mengurangi variasi dri respon yang diamati secara serentak, secara berurutan adalah gerak makan sebesar 61,44%,  sudut  ujung  pahat  sebesar  36,62%  dan  kecepatan  potong  sebesar  1,22%.  Dari  hasil optimasi yang telah divalidasi dalam eksperimen konfirmasi didapatkan kombinasi faktor yang menghasilkan nilai respon optimal, yaitu kecepatan potong pada 29,94 m/menit, gerak makan pada 0,07 mm/putaran dan sudut ujung pahat pada 134ยบ.
Penulis: Yopi Y. Tanoto, Bobby O. Soepangkat, Arief Wahjudi
Kode Jurnal: jptmesindd140237




Analisis Perbandingan Respon Dinamik Sistem Suspensi Semi-Aktif dengan Sistem Suspensi Dynamic Vibration Absorber (DVA) Semi-Aktif


ABSTRAK: Dalam  desain  sistem  suspensi  ada  dua  hal  utama  yang  harus  diperhatikan,  yaitu kenyamanan  dan  stabilitas  kendaraan  yang  ditopang  oleh  sistem  suspensi  tersebut.  Dalam desain sistem suspensi pasif hanya bisa memilih salah satu aspek yang lebih diutamakan yaitu kenyamanan atau kestabilan kendaraan dengan kelebihan dan kekurangan tiap-tiap prioritas yang  diutamakan.  Sedangkan  dalam  desain  suspensi  aktif,  mampu  mencapai  kedua  aspek tersebut yang berdampak meminimalisir kekurangan masing-masing pilihan. Namun suspensi aktif dalam penerapan rumit dan harganya  mahal. Telah banyak penelitian yang mencari jalan tengah  diantara  dua  sistem  tersebut  yaitu  dengan  dynamic  vibration  absorber  (DVA)  dan suspensi semi aktif. Digunakan indeks performansi ISE, IAE, dan ITAE untuk mendapatkan gain  kontrol  optimum  dari  tunning  gain  trial  error  dengan  rentang  0.001  sampai  10  secara logaritmik.  Hasilnya  menunjukan  bahwa  sistem  suspensi  semi  aktif  (SSSA)  dengan  gain  3 maksimum reduksi overshoot 28.29% pada lintasan step, gain 4 maksimum reduksi overshoot 24.32%  pada  lintasan  step,  dan  gain  7  maksimum  reduksi  overshoot  18,61%  dibandingkan dengan  suspensi  pasif.  Didapatkan  hasil  yang  terbaik  pada  model  sistem  suspensi  semi  aktif (SSSA) dengan gain 3 dengan rata-rata reduksi overshoot 23.06%.
Penulis: Totok R. Biyanto, Yerri Susatio, Syamsul Hadi                                                         Kode Jurnal: jptmesindd140242


 

Laju Penetrasi Korosi pada Material Alternatif Bangunan Kapal


ABSTRAK: Korosi adalah peristiwa kerusakan suatu material akibat interaksi yang tidak dikehendaki antara material tersebut dengan lingkungannya. Korosi merupakan gejala alamiah yang tidak mungkin  dihindari,  akan  tetapi  yang  dapat  dilakukan  adalah  mengendalikan  proses  korosi tersebut  dengan  menekan  laju  penetrasi  korosi,  sehingga  diharapkan  umur  dan  kualitas material  dapat  bertahan  lama.  Material  alternatif  bangunan  kapal  yang  dipakai  adalah material  komposit  dengan  matrik  paduan  aluminum  AlSi10Mg(b)  merupakan  material bangunan kapal berdasarkan European Nation (EN) Aluminum Casting (AC)-43100, dan ditulis EN  AC-43100  (AlSi10Mg(b)),  dan  dicampur  dengan  penguat  (reinforcement)  bahan  keramik, silicon  karbida  yang  telah  di-treatment  dinyatakan  dengan  rumus  kimia  SiC*.  Secara keseluruhan  ditulis  EN  AC-43100  (AlSi10Mg(b))+SiC*.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk mengetahui laju ketahanan korosi pada material komposit ini. Pengujian korosi yang dilakukanadalah uji korosi basah dan korosi kering. Perlakuan uji korosi basah dengan merendam dalam  cairan  asam  khlorida  (HCl),  natrium  hidroksida  (NaOH),  natrium  khlorida  (NaCl),  dan  pada cairan pH =1, 3, 5, 7, 9, 11, 13. Perlakuan uji kering dilakukan pada tingkat temperatur, yaitu pada suhu ~ 270C dan 1000C. Hasil yang diperoleh bahwa perendaman dalam cairan HCl, dan pada cairan pH 1, mengalami laju penetrai korosi paling tinggi. Sedangkan laju penetrasi korosi tertinggi pada perlakuan uji korosi kering diperoleh pada suhu yang lebih tinggi dari pada suhu ruang. Secara keseluruhan terlihat bahwa penambahan penguat SiC*, dapat mengurangi laju penetrasi  korosi  dan  material  komposit  EN  AC-43100  (AlSi10Mg(b))+15%SiC*  merupakan material yang baik dalam menghadapi serangan korosi, karena memiliki laju penetrasi korosi lebih rendah dari standar laju penetrai korosi yang diijinkan yaitu < 0,5 mm/yr.  
Penulis: Prantasi Harmi Tjahjanti, Eko Panunggal, Darminto, Wibowo Harso Nugroho
Kode Jurnal: jptmesindd140241

Sumber: http://www.e-jurnal.com/2015/10/laju-penetrasi-korosi-pada-material.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CAD/CAM ADALAH

(etika profesi) ETIKA PROFESI BIDANG TEKNIK MESIN

STANDARD TEKNIK v AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINEERING (ASME)